Senin, Juni 23, 2008

Renungilah........

Hidup penuh dengan perjuangan.....

Bersyukurlah dengan apa yang anda miliki...

Jika anda rasa anda tidak bahagia.. Lihatlah mereka..

Jika anda fikir kerja anda susah.. Bagaimana dengan dia..?



Jika anda fikir gaji anda rendah.. Bagaimana dengan dia..?




Jika anda fikir anda kurang kawan.. Lihatlah dengan siapa dia berkawan..




Jika anda fikir belajar itu suatu beban, apa pandangan anda terhadap anak ini..?





Di saat anda berputus asa.. Renungkanlah bapak ini..

Jika anda fikir hidup anda sengsara.. adakah sengsara anda sehebat si dia..



Jika anda menggerutu mengenai sistem pengangkutan dan sarana transportasi, bagaimana dengan mereka..?



Jika masyarakat anda tidak bersifat adil terhadap anda, apa tanggapan anda terhadap nenek ini..?



" Sebab itulah keindahan itu tidak semestinya baik; tetapi kebaikan itu pastinya indah.."




















Jumat, Juni 20, 2008

Arti Memiliki (Gede Prama)

Relationship itu suatu hal yang mengesankan dan 'harus dipertahankan' jika memang udah sepadan.

Seperti kata kata berikut:

Cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan.....
yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya...
adalah irreversible......
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat.
Jika kamu mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintai kamu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama.
Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang...........
Begitu juga dalam cinta: kamu yang mencari, dan yang lain akan menanti......

Jangan pernah takut untuk jatuh cinta....
mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan kamu sakit dan menderita.....
tapi jika kamu tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya kamu akan menangis.......
jauh lebih pedih...
karena saat itu kamu menyadari bahwa kamu tidak pernah memberi cinta itu sebuah jalan.

Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen....
Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja......
Cinta tak harus berakhir bahagia.....
karena cinta tidak harus berakhir.....
Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan....
dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran.........
melainkan dari HATI.

Ketika kamu mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika kamu demikian, kamu bukan mencintai, melainkan.....investasi.

Jika kamu mencintai, kamu harus siap untuk menerima penderitaan.
Karena jika kamu mengharap kebahagiaan, kamu bukan mencintai....melainkan memanfaatkan.

Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang kamu cintai dari pada kehilangan seseorang yang kamu cintai, karena egomu yang tak berguna itu........

Jangan mencintai seseorang seperti bunga,karena bunga mati kala musim berganti, cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya......

Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan-kepingan kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa Ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan-pecahan kaca itu.....
Sehingga kamu akan menjadi utuh kembali.

Berjuanglah hingga dapat cinta sejati....!!!!!!

Rabu, Juni 18, 2008

Motivasi untuk Kerja, Bisnis dan Aktivitas

Dalam bekerja, menggerakkan bisnis hingga menjalani kehidupan sehari-hari, kadang kita merasa perlu mencari kata-kata yang mampu memberikan inspirasi. Tujuannya, tak lain, untuk men-charge motivasi yang memang sering kendor entah karena situasi atau faktor-faktor lain yang tak kita sadari. Satu kalimat dari orang terkenal, sukses, tokoh besar, biasanya membuat kita merasa mendapatkan tambahan semangat yang memacu kreativitas.

Berikut beberapa kutipan yang membangkitkan motivasi. Kutipan-kutipan ini berguna untuk manajer yang ingin memotivasi anak buahnya, atau pimpinan divisi HR yang harus selalu siap membantu membangkitkan semangat karyawan. Tak terkecuali, buat individu-individu yang tak mau kehilangan “pegangan” dalam bekerja, berbisnis atau beraktivitas.

“Manajemen tak lebih merupakan alat untuk memotivasi orang” — Lee Iacocca.

“Satu-satunya cara untuk membuat orang menyukai kerja keras adalah dengan memotivasi mereka. Hari ini, orang harus mengerti mengapa mereka (harus) bekerja keras. Setiap orang dalam organisasi termotivasi oleh sesuatu yang berbeda-beda” –Rick Pitino

“Motivasi adalah seni membuat orang melakukan apa yang Anda inginkan untuk mereka lakukan, karena mereka ingin melakukannya.” –Dwight D Eisenhower

“Uang tidak pernah menjadi motivasi besar bagiku. Kepuasan sejati adalah permainannya itu sendiri.” –Donald Trump.

“Ide dari semua motivasi adalah perangkap. Lupakan motivasi. Just do it! Latihan, mengurangi berat badan, tes gula dalam darah, apapun. Lakukan apapun itu tanpa motivasi. Lalu apa? Setelah kau memulai (melakukan) sesuatu, itulah saat motivasi datang dan memudahkanmu untuk menjaganya.” –John Maxwell.

“Selalu ada motivasi untuk menginginkan kemenangan. Setiap orang punya itu. Tapi, seorang juara perlu, dalam perilakunya, sebuah motivasi atas dan dalam kemenangan.” –Pat Riley.

“Orang sering bilang bahwa motivasi itu tak ada habisnya. Memang, sama halnya dengan mandi –itulah sebabnya kami merekomendasikannya setiap hari.” –Zig Ziglar.

“Hanya yang keluar dari dalam, motivasi yang berumur panjang dan bisa diandalkan, dan salah satu kekuatan darinya adalah kesenangan dan kebanggaan bahwa Anda tahu telah melakukan sesuatu sebaik yang Anda mampu.” –Lloyd Dobens and Clare Crawford-Mason.

“Hadiah terbesar yang diberikan oleh kehidupan adalah kesempatan untuk bekerja keras dalam pekerjaan yang layak dilakukan.” –Theodore Roosevelt

“Hasrat adalah kunci motivasi, tapi itu tergantung dan meminta komitmen dari pencarian yang tiada henti pada tujuan Anda –komitmen untuk excellence– yang akan memungkinkan Anda mencapai sukses yang Anda cari.” –Mario Andretti

“Aku telah sampai pada kesimpulan bahwa motivasiku sebagian besar telah menjadi mitos –aku tak tahu mengapa melakukan hal-hal yang kulakukan itu.” –J. B. S. Haldane

“Motivasi adalah api dari dalam. Jika seseorang mencoba menyalakan api (dalam dirimu) itu, kesempatan untuk terbakarnya sangat cepat.” –Stephen R. Covey

Mengatasi Gap Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari, baik di kantor maupun dalam lingkungan keluarga, seringkali dijumpai adanya gap dalam berkomunikasi. Gap tersebut menyebabkan perbedaan persepsi antara pihak yang satu dengan pihak yang lain dan tidak jarang hal ini menimbulkan kerugian di kedua belah pihak. Jika dilihat secara cermat maka pemicu terjadinya kesenjangan komunikasi tersebut seringkali bukan terletak pada persoalan fakta melainkan sebatas citra yang kemudian membedakan pemahaman terhadap rasa.

Sebab faktanya, kedua belah pihak (atasan-bawahan, anak-orangtua, suami-istri, dst) saling membutuhkan dan ketika sudah dijelaskan/dipertemukan, semua persoalan atau mayoritasnya bisa saling memahami. Jika anda menyaksikan pihak-pihak yang saling membenci, maka bisa jadi penyebabnya bukan karena mempunyai watak-watak yang menjadi alasan untuk dibenci tetapi karena faktor komunikasi semata.
Karena lebih banyak bisa dikaitkan dengan persoalan bagaimana membentuk citra agar menghasilkan pemahaman rasa yang enak, maka yang dibutuhkan dalam berkomunikasi sebenarnya adalah usaha untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik, terutama sikap, tindakan, dan perasaan. Artinya, bagaimana anda memperlakukan orang lain menjadi cermin dari bagaimana anda memperlakukan diri sendiri dan selanjutnya bagaimana orang lain memperlakukan anda merupakan feedback dari perlakuan anda terhadap mereka. Bagaimana caranya mengubah diri ke arah yang lebih baik? Ada baiknya ada perhatikan tiga hal berikut ini:

Assertive
Secara definitif bisa dijelaskan bahwa sikap assertive merupakan manifestasi dari perbaikan yang serius dalam hal bagaimana anda “memperhitungkan” keberadaan orang lain tanpa sedikitpun mengurangi perhitungan terhadap keberadaan anda dengan cara konstruktif dan fair. Memperhitungkan orang lain artinya mengakui bahwa semua manusia punya hak berbeda dengan kesamaan yang dimiliki, bukan menghakimi perbedaannya.
Di sisi lain, dengan pengakuan tersebut tidak berarti anda kehilangan “standing of points”. Karena jika kehilangan, bukan lagi assertive, melainkan permissive atau aggressive. Anda mengatakan YA atau TIDAK dengan alasannya masing-masing. Tetapi jangan lupa bahwa pendirian anda tersebut diungkapkan dengan cara yang polite but firm. Di sinilah keahlian menggunakan ‘bahasa hidup’ menentukan. Oleh karena itu diakui bahwa bagaimana orang menggunkan bahasa menjadi cermin kualitas nalarnya. Menyampaikan gagasan perbaikan kepada atasan tentu berbeda bahasanya dengan menyampaikannya di depan rekan kerja. Sikap assertive akan menempatkan anda pada posisi untuk dihormati, bukan untuk dimanfaatkan. Bedanya sangat tipis.

Empathy
Bagaimana anda menyelami wilayah yang dirasakan oleh orang lain tetapi anda tidak melarutkan diri di dalamnya. Sebagai atasan, dibutuhkan untuk merasakan situasi seperti bagaimana bawahan anda merasakan atau sebaliknya untuk memahami apa yang benar-benar dibutuhkan. Istilah yang lebih memudahkan adalah pengandaian dua arah. Pengandaian ini akan menajamkan sensitivity of feeling. Analogi lain bisa digambarkan bagaimana seorang pengacara yang menjadi pembebas rakyat tertindas. Ia akan menjadi pembebas ketika ia memahami apa yang dirasakan oleh rakyat tertindas itu tetapi segara akan menjadi tertindas jika hanya sekedar merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat yang tertindas. Bedanya sangat tipis.
Dalam berkomunikasi dengan lingkungan, maka yang anda butuhkan adalah memahami apa yang dirasakan oleh mitra anda. Untuk bisa memahami menuntut lebih banyak bisa mendengarkan. Stephen Covey mengistilahkan “seek to understand first”. Pada prakteknya, orang lebih memilih untuk lebih dulu dipahami; lebih dulu berbicara tentang dirinya sebelum lebih dulu mendengarkan orang lain; lebih dulu menuntut hak sebelum kewajiban disempurnakan.

Bekerjasama
Kenyataan sejarah membuktikan bahwa tindakan co-operative (bekerjasama) akhirnya lebih menguntungkan dari pada tindakan konfrontatif ketika konflik menuntut untuk diselesaikan. Jika kenyatannya orang lebih tertarik menyelesaikan urusan komunikasi dengan cara konfrontatif, maka sebagian penyebabnya karena lebih gampang dan lebih singkat selain juga tidak memerlukan kecerdasan dalam kadar tinggi. Dan seringkali cara konfrontatif menjadi penjelasan dari pertarungan egoisme posisi semata bukan untuk menjelaskan jalan menuju realisasi misi, visi, dan tujuan. Padahal yang benar – benar anda butuhkan adalah realisasi dari apa yang anda inginkan bukan egoisme posisi.
Ketika anda berhubungan dengan orang lain dalam bentuk apapun, sadarilah bahwa anda berbeda dan begitu mendapatkan persoalan yang menciptakan perbedaan dalam cara memahami dan menyelesaikan, maka pilihannya hanya dua: anda mempertentangkan perbedaan tersebut karena egoisme posisi; atau anda mengubah perbedaan menjadi kekuatan sinergis dengan menciptakan alternative ketiga: saya, kamu, dan kita yang berarti misi dan visi bersama. Sekian kali lagi, bedanya sangat tipis. Semoga berguna.

Banyak Pekerjaan Sedikit Waktu

Salah satu penyebab mengapa seringkali kita meninggalkan satu tugas karena ada kesan banyak pekerjaan tetapi waktu yang kita miliki sangat sedikit. Waktu sering kali menjadi masalah utama yang dihadapi oleh sebagian dari kita. Memang, kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang kita miliki, tetapi meninggalkan tugas utama kita dalam hidup bukanlah langkah keluar yang baik.

Prioritas
Karena kita memang tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengerjakan semua yang perlu kita kerjakan, maka langkah yang bijak ialah membuat prioritas. Kita harus secara berkala dan terus menerus melihat kembali daftar pekerjaan kita dan menentukan prioritas, mana yang harus diperhatikan atau dikerjakan terlebih dahulu.

Hukum 80/20
Anda pernah mendengar hukum ini? Atau ada juga orang yang mengatakannya dengan hukum pareto. Pareto adalah suatu diagram dalam ilmu statistik untuk melihat suatu faktor yang paling dominan. Penerapannya dalam manajemen waktu ialah kita harus memilih pekerjaan kita yang memiliki manfaat paling besar.

Metode ABC
Metode ABC adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mengelola prioritas daftar pekerjaan. Caranya dengan mengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang harus kita lakukan, kelompok A, B, dan C. Apa kriteria kelompok-kelompok tersebut?

Kelompok A, adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus Anda kerjakan, jika tidak akan mengakibat suatu konsekwensi yang besar. Kelompok disebut pekerjaan yang sangat penting. Jika memiliki banyak pekerjaan sangat penting, maka Anda bisa menomori pekerjaan tersebut dengan A-1, A-2, dan seterusnya.

Kelompok B, adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus Anda lakukan tetapi memiliki konsekwensi yang lebih rendah. Kelompok ini disebut pekerjaan penting. Dilakukan hanya jika pekerjaan kelompok A sudah selesai. Biasanya kelompok B adalah pekerjaan penting tetapi masih bisa ditunda.

Kelompok C, adalah pekerjaan-pekerjaan yang baik dilakukan. Suatu pekerjaan yang akan membawa dampak positif jika dilakukan tetapi tidak menimbulkan dampak negatif jika tidak. Atau suatu pekerjaan yang tidak menimbulkan dampak bagi seluruh pekerjaan atau kehidupan Anda. Kelompok ini hanya bisa dilakukan jika kelompok A dan B sudah selesai. Kelompok ini disebut dengan pekerjaan baik.

Prioritas Bisa Berubah
Bisa saja prioritas hari ini bisa berbeda dengan prioritas hari kemarin. Prioritas pekan ini berbeda dengan prioritas pekan kemarin, meskipun bisa saja pekerjaannya sama. Waktu kapan pekerjaan itu muncul mempengaruhi prioritasnya. Oleh karena itu kita perlu mereview jadwal kita secara periodik.