Senin, Juni 23, 2008

Renungilah........

Hidup penuh dengan perjuangan.....

Bersyukurlah dengan apa yang anda miliki...

Jika anda rasa anda tidak bahagia.. Lihatlah mereka..

Jika anda fikir kerja anda susah.. Bagaimana dengan dia..?



Jika anda fikir gaji anda rendah.. Bagaimana dengan dia..?




Jika anda fikir anda kurang kawan.. Lihatlah dengan siapa dia berkawan..




Jika anda fikir belajar itu suatu beban, apa pandangan anda terhadap anak ini..?





Di saat anda berputus asa.. Renungkanlah bapak ini..

Jika anda fikir hidup anda sengsara.. adakah sengsara anda sehebat si dia..



Jika anda menggerutu mengenai sistem pengangkutan dan sarana transportasi, bagaimana dengan mereka..?



Jika masyarakat anda tidak bersifat adil terhadap anda, apa tanggapan anda terhadap nenek ini..?



" Sebab itulah keindahan itu tidak semestinya baik; tetapi kebaikan itu pastinya indah.."




















Jumat, Juni 20, 2008

Arti Memiliki (Gede Prama)

Relationship itu suatu hal yang mengesankan dan 'harus dipertahankan' jika memang udah sepadan.

Seperti kata kata berikut:

Cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan.....
yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya...
adalah irreversible......
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat.
Jika kamu mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintai kamu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama.
Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang...........
Begitu juga dalam cinta: kamu yang mencari, dan yang lain akan menanti......

Jangan pernah takut untuk jatuh cinta....
mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan kamu sakit dan menderita.....
tapi jika kamu tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya kamu akan menangis.......
jauh lebih pedih...
karena saat itu kamu menyadari bahwa kamu tidak pernah memberi cinta itu sebuah jalan.

Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen....
Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja......
Cinta tak harus berakhir bahagia.....
karena cinta tidak harus berakhir.....
Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan....
dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran.........
melainkan dari HATI.

Ketika kamu mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika kamu demikian, kamu bukan mencintai, melainkan.....investasi.

Jika kamu mencintai, kamu harus siap untuk menerima penderitaan.
Karena jika kamu mengharap kebahagiaan, kamu bukan mencintai....melainkan memanfaatkan.

Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang kamu cintai dari pada kehilangan seseorang yang kamu cintai, karena egomu yang tak berguna itu........

Jangan mencintai seseorang seperti bunga,karena bunga mati kala musim berganti, cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya......

Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan-kepingan kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa Ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan-pecahan kaca itu.....
Sehingga kamu akan menjadi utuh kembali.

Berjuanglah hingga dapat cinta sejati....!!!!!!

Rabu, Juni 18, 2008

Motivasi untuk Kerja, Bisnis dan Aktivitas

Dalam bekerja, menggerakkan bisnis hingga menjalani kehidupan sehari-hari, kadang kita merasa perlu mencari kata-kata yang mampu memberikan inspirasi. Tujuannya, tak lain, untuk men-charge motivasi yang memang sering kendor entah karena situasi atau faktor-faktor lain yang tak kita sadari. Satu kalimat dari orang terkenal, sukses, tokoh besar, biasanya membuat kita merasa mendapatkan tambahan semangat yang memacu kreativitas.

Berikut beberapa kutipan yang membangkitkan motivasi. Kutipan-kutipan ini berguna untuk manajer yang ingin memotivasi anak buahnya, atau pimpinan divisi HR yang harus selalu siap membantu membangkitkan semangat karyawan. Tak terkecuali, buat individu-individu yang tak mau kehilangan “pegangan” dalam bekerja, berbisnis atau beraktivitas.

“Manajemen tak lebih merupakan alat untuk memotivasi orang” — Lee Iacocca.

“Satu-satunya cara untuk membuat orang menyukai kerja keras adalah dengan memotivasi mereka. Hari ini, orang harus mengerti mengapa mereka (harus) bekerja keras. Setiap orang dalam organisasi termotivasi oleh sesuatu yang berbeda-beda” –Rick Pitino

“Motivasi adalah seni membuat orang melakukan apa yang Anda inginkan untuk mereka lakukan, karena mereka ingin melakukannya.” –Dwight D Eisenhower

“Uang tidak pernah menjadi motivasi besar bagiku. Kepuasan sejati adalah permainannya itu sendiri.” –Donald Trump.

“Ide dari semua motivasi adalah perangkap. Lupakan motivasi. Just do it! Latihan, mengurangi berat badan, tes gula dalam darah, apapun. Lakukan apapun itu tanpa motivasi. Lalu apa? Setelah kau memulai (melakukan) sesuatu, itulah saat motivasi datang dan memudahkanmu untuk menjaganya.” –John Maxwell.

“Selalu ada motivasi untuk menginginkan kemenangan. Setiap orang punya itu. Tapi, seorang juara perlu, dalam perilakunya, sebuah motivasi atas dan dalam kemenangan.” –Pat Riley.

“Orang sering bilang bahwa motivasi itu tak ada habisnya. Memang, sama halnya dengan mandi –itulah sebabnya kami merekomendasikannya setiap hari.” –Zig Ziglar.

“Hanya yang keluar dari dalam, motivasi yang berumur panjang dan bisa diandalkan, dan salah satu kekuatan darinya adalah kesenangan dan kebanggaan bahwa Anda tahu telah melakukan sesuatu sebaik yang Anda mampu.” –Lloyd Dobens and Clare Crawford-Mason.

“Hadiah terbesar yang diberikan oleh kehidupan adalah kesempatan untuk bekerja keras dalam pekerjaan yang layak dilakukan.” –Theodore Roosevelt

“Hasrat adalah kunci motivasi, tapi itu tergantung dan meminta komitmen dari pencarian yang tiada henti pada tujuan Anda –komitmen untuk excellence– yang akan memungkinkan Anda mencapai sukses yang Anda cari.” –Mario Andretti

“Aku telah sampai pada kesimpulan bahwa motivasiku sebagian besar telah menjadi mitos –aku tak tahu mengapa melakukan hal-hal yang kulakukan itu.” –J. B. S. Haldane

“Motivasi adalah api dari dalam. Jika seseorang mencoba menyalakan api (dalam dirimu) itu, kesempatan untuk terbakarnya sangat cepat.” –Stephen R. Covey

Mengatasi Gap Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari, baik di kantor maupun dalam lingkungan keluarga, seringkali dijumpai adanya gap dalam berkomunikasi. Gap tersebut menyebabkan perbedaan persepsi antara pihak yang satu dengan pihak yang lain dan tidak jarang hal ini menimbulkan kerugian di kedua belah pihak. Jika dilihat secara cermat maka pemicu terjadinya kesenjangan komunikasi tersebut seringkali bukan terletak pada persoalan fakta melainkan sebatas citra yang kemudian membedakan pemahaman terhadap rasa.

Sebab faktanya, kedua belah pihak (atasan-bawahan, anak-orangtua, suami-istri, dst) saling membutuhkan dan ketika sudah dijelaskan/dipertemukan, semua persoalan atau mayoritasnya bisa saling memahami. Jika anda menyaksikan pihak-pihak yang saling membenci, maka bisa jadi penyebabnya bukan karena mempunyai watak-watak yang menjadi alasan untuk dibenci tetapi karena faktor komunikasi semata.
Karena lebih banyak bisa dikaitkan dengan persoalan bagaimana membentuk citra agar menghasilkan pemahaman rasa yang enak, maka yang dibutuhkan dalam berkomunikasi sebenarnya adalah usaha untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik, terutama sikap, tindakan, dan perasaan. Artinya, bagaimana anda memperlakukan orang lain menjadi cermin dari bagaimana anda memperlakukan diri sendiri dan selanjutnya bagaimana orang lain memperlakukan anda merupakan feedback dari perlakuan anda terhadap mereka. Bagaimana caranya mengubah diri ke arah yang lebih baik? Ada baiknya ada perhatikan tiga hal berikut ini:

Assertive
Secara definitif bisa dijelaskan bahwa sikap assertive merupakan manifestasi dari perbaikan yang serius dalam hal bagaimana anda “memperhitungkan” keberadaan orang lain tanpa sedikitpun mengurangi perhitungan terhadap keberadaan anda dengan cara konstruktif dan fair. Memperhitungkan orang lain artinya mengakui bahwa semua manusia punya hak berbeda dengan kesamaan yang dimiliki, bukan menghakimi perbedaannya.
Di sisi lain, dengan pengakuan tersebut tidak berarti anda kehilangan “standing of points”. Karena jika kehilangan, bukan lagi assertive, melainkan permissive atau aggressive. Anda mengatakan YA atau TIDAK dengan alasannya masing-masing. Tetapi jangan lupa bahwa pendirian anda tersebut diungkapkan dengan cara yang polite but firm. Di sinilah keahlian menggunakan ‘bahasa hidup’ menentukan. Oleh karena itu diakui bahwa bagaimana orang menggunkan bahasa menjadi cermin kualitas nalarnya. Menyampaikan gagasan perbaikan kepada atasan tentu berbeda bahasanya dengan menyampaikannya di depan rekan kerja. Sikap assertive akan menempatkan anda pada posisi untuk dihormati, bukan untuk dimanfaatkan. Bedanya sangat tipis.

Empathy
Bagaimana anda menyelami wilayah yang dirasakan oleh orang lain tetapi anda tidak melarutkan diri di dalamnya. Sebagai atasan, dibutuhkan untuk merasakan situasi seperti bagaimana bawahan anda merasakan atau sebaliknya untuk memahami apa yang benar-benar dibutuhkan. Istilah yang lebih memudahkan adalah pengandaian dua arah. Pengandaian ini akan menajamkan sensitivity of feeling. Analogi lain bisa digambarkan bagaimana seorang pengacara yang menjadi pembebas rakyat tertindas. Ia akan menjadi pembebas ketika ia memahami apa yang dirasakan oleh rakyat tertindas itu tetapi segara akan menjadi tertindas jika hanya sekedar merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat yang tertindas. Bedanya sangat tipis.
Dalam berkomunikasi dengan lingkungan, maka yang anda butuhkan adalah memahami apa yang dirasakan oleh mitra anda. Untuk bisa memahami menuntut lebih banyak bisa mendengarkan. Stephen Covey mengistilahkan “seek to understand first”. Pada prakteknya, orang lebih memilih untuk lebih dulu dipahami; lebih dulu berbicara tentang dirinya sebelum lebih dulu mendengarkan orang lain; lebih dulu menuntut hak sebelum kewajiban disempurnakan.

Bekerjasama
Kenyataan sejarah membuktikan bahwa tindakan co-operative (bekerjasama) akhirnya lebih menguntungkan dari pada tindakan konfrontatif ketika konflik menuntut untuk diselesaikan. Jika kenyatannya orang lebih tertarik menyelesaikan urusan komunikasi dengan cara konfrontatif, maka sebagian penyebabnya karena lebih gampang dan lebih singkat selain juga tidak memerlukan kecerdasan dalam kadar tinggi. Dan seringkali cara konfrontatif menjadi penjelasan dari pertarungan egoisme posisi semata bukan untuk menjelaskan jalan menuju realisasi misi, visi, dan tujuan. Padahal yang benar – benar anda butuhkan adalah realisasi dari apa yang anda inginkan bukan egoisme posisi.
Ketika anda berhubungan dengan orang lain dalam bentuk apapun, sadarilah bahwa anda berbeda dan begitu mendapatkan persoalan yang menciptakan perbedaan dalam cara memahami dan menyelesaikan, maka pilihannya hanya dua: anda mempertentangkan perbedaan tersebut karena egoisme posisi; atau anda mengubah perbedaan menjadi kekuatan sinergis dengan menciptakan alternative ketiga: saya, kamu, dan kita yang berarti misi dan visi bersama. Sekian kali lagi, bedanya sangat tipis. Semoga berguna.

Banyak Pekerjaan Sedikit Waktu

Salah satu penyebab mengapa seringkali kita meninggalkan satu tugas karena ada kesan banyak pekerjaan tetapi waktu yang kita miliki sangat sedikit. Waktu sering kali menjadi masalah utama yang dihadapi oleh sebagian dari kita. Memang, kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang kita miliki, tetapi meninggalkan tugas utama kita dalam hidup bukanlah langkah keluar yang baik.

Prioritas
Karena kita memang tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengerjakan semua yang perlu kita kerjakan, maka langkah yang bijak ialah membuat prioritas. Kita harus secara berkala dan terus menerus melihat kembali daftar pekerjaan kita dan menentukan prioritas, mana yang harus diperhatikan atau dikerjakan terlebih dahulu.

Hukum 80/20
Anda pernah mendengar hukum ini? Atau ada juga orang yang mengatakannya dengan hukum pareto. Pareto adalah suatu diagram dalam ilmu statistik untuk melihat suatu faktor yang paling dominan. Penerapannya dalam manajemen waktu ialah kita harus memilih pekerjaan kita yang memiliki manfaat paling besar.

Metode ABC
Metode ABC adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mengelola prioritas daftar pekerjaan. Caranya dengan mengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang harus kita lakukan, kelompok A, B, dan C. Apa kriteria kelompok-kelompok tersebut?

Kelompok A, adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus Anda kerjakan, jika tidak akan mengakibat suatu konsekwensi yang besar. Kelompok disebut pekerjaan yang sangat penting. Jika memiliki banyak pekerjaan sangat penting, maka Anda bisa menomori pekerjaan tersebut dengan A-1, A-2, dan seterusnya.

Kelompok B, adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus Anda lakukan tetapi memiliki konsekwensi yang lebih rendah. Kelompok ini disebut pekerjaan penting. Dilakukan hanya jika pekerjaan kelompok A sudah selesai. Biasanya kelompok B adalah pekerjaan penting tetapi masih bisa ditunda.

Kelompok C, adalah pekerjaan-pekerjaan yang baik dilakukan. Suatu pekerjaan yang akan membawa dampak positif jika dilakukan tetapi tidak menimbulkan dampak negatif jika tidak. Atau suatu pekerjaan yang tidak menimbulkan dampak bagi seluruh pekerjaan atau kehidupan Anda. Kelompok ini hanya bisa dilakukan jika kelompok A dan B sudah selesai. Kelompok ini disebut dengan pekerjaan baik.

Prioritas Bisa Berubah
Bisa saja prioritas hari ini bisa berbeda dengan prioritas hari kemarin. Prioritas pekan ini berbeda dengan prioritas pekan kemarin, meskipun bisa saja pekerjaannya sama. Waktu kapan pekerjaan itu muncul mempengaruhi prioritasnya. Oleh karena itu kita perlu mereview jadwal kita secara periodik.

Jumat, Juni 13, 2008

Tips Download dari Rapidshare Seri 1

Memang sedikit mengesalkan kalau kita menggunakan FREE access download yang di sediakan gratis oleh RapidShare, ada dua hal yang sering menjadi kendala bagi yang menggunakan free account yaitu:

1. Menunggu proses counter time selesai (rata-rata 80 seconds).
2. Limit download yang terbatas untuk free access download.

Sedikit tips yang mudah-mudahan bermanfaat dan tidak membuat rekans semua menunggu terlalu lama hanya untuk download file yang di inginkan. Semua tips yang saya berikan adalah dengan menggunakanfree access download dan sedikit client _script_ing.

TIPS 1 : BYPASS COUNTER TIME RAPIDSHARE

a. Gunakan browser FIREFOX
b. Klik/paste URL file yang akan di download di RapidShare di browser Anda.
c. Setelah itu Anda akan di minta untuk memilih “Premium” atau “Free” download.
d. Klik “Free” download dan tunggu hingga RapidShare menampilkan counter timer-nya
e. Tanpa perlu menunggu counter timer selesai, bersihkan Address Bar di Firefox dan ganti URL
dengan sedikit simple kode _java_script__.

_java_script__:alert(c=0)

f. Setelah Anda ketikan _script_ di atas di address bar lalu tekan ENTER dan alert message box akanmuncul di browser Anda, jangan panik, tekan OK dan selamat karena counter timer di browser.
Anda sudah tidak ada dan RapidShare langsung memberikan _link_ dowload dari file yang ingin Anda download.
g. Pilih lokasi download yang akan di gunakan (contoh: Cogent-network/Level(3)-network) dan ketik kode verifikasi, setelah itu tekan tombol “Download”.
h. Kalau setelah Anda tekan tombol download kemudian ada warning message box, cukup tekan OK
dan tekan tombol “back” di browser lalu pilih network lainnya dan tekan kembali tombol “Download”.

Ini tips download seri satu, masih ada dua seri selanjutnya.thx

Kamis, Juni 12, 2008

Tujuh Kiat Sukses

Orang sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan. Itulah kira-kira kesimpulan dari penelitian selama 40 tahun terhadap orang-orang sukses. Yang dicoba ditemukan dari mereka adalah bagaimana dan mengapa mereka tergerak untuk menjadi teratas di bidang masing-masing, dari olah raga, pendidikan, hingga pasar modal.Apa sebenarnya yang mereka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses? Berikut ada tujuh hal yang dilakukan mereka dalam meraih sukses :
1. Orang sukses mau mengambil risiko.
Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman. David C. McClelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan orang-orang sukses serta telah melakukan perjalanan ke banyak negara dan melatih pengusaha kecil, menyatakan cara menjadi pengusaha kecil sukses adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat; yang mau terus mengambil risiko untuk meraih sukses.
2. Orang sukses percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia.
Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.
3. Orang sukses menikmati apa yang sedang mereka lakukan.
Mereka mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, lapangan tenis atau lapangan golf.
4. Orang sukses adalah pelajar seumur hidup.
Mereka menyadari, pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas; artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan menggunakan Internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan Anda, dan nikmati perubahan. Ini akan membantu Anda tumbuh dan merasakan lebih percaya diri.
5. Orang sukses berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka kerjakan, dan ini meluas pada hal-hal lain.
Mereka percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang sukses berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.
6. Orang sukses punya banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain.
Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya. Seorang wanita berusia 29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu.
7. Orang sukses menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah, dan mereka menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses.
Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finis. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.

Berinteraksi Dengan Orang Lain

Berikut ini adalah beberapa tips untuk berhubungan oranglain. tapi pada prinsipnya adalah bagaimana kita mengembangkan empati kepada saudara kita itu.

A. KATA-KATA YANG SANTUN DAN LEMBUT
Dalam pergaulan hendaklah kita selalu berbicara dengan kata-kata yang santun karena dengan demikian akan terbangun suasana perbincangan yang menyenangkan. hindarkanlah kata-kata yang kasar, menyakitkan ,memojokan ,merendahkan dan mempermalukan orang yang kita ajak bicara . Dalam bercanda juga kita harus memperhatikan erasaannya ,walaupun niat kita hanya bercanda ,mungkin bagi dia itu suatu hal yang menyakitkan.Dosa terhadap manusia adalah dosa yang paling susah dihapus sebelum dia memaafkannya.
B. MAU MEMINTA MAAF
Manusia ditakdirkan tidak luput dari kesalahan,baik yang disengaja ataupun tidak.Apabila kita sudah sadar akan kesalahan kita pada orang lain, kita jangan segan-segan untuk minta maaf. Karena ALLAH tiak akan mengampuni dosa kita sebelum orang yang kita dzalimi atau sakiti mau memaafkan kesalahan kita. Sebagai contoh apabila kita menghadapi suatu kesalah pahaman dimana kedua belah pihak merasa yang paling benar. Maka barang siapa yang meminta maaf terlebih dahuludialah yang menang karena dia telah mampu mengalahkan egonya ,hawa nafsunya dan menyadari bahwa memutuskan silaturrahmi itu dosa. Maka dari itu marilah kita menjadi orang yang mau minta maafatas kesalahan yang kita buat dengan membuang rasa ego kita,rasa malu atau mungkin gengsi kita.
C. MAAFKAN KESALAHANNYA
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita. Pemberian maaf pada orang lain akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita. Dan insyaallah akan mengangkat citra kita dihatinya.

Tentang Sebuah Arti...

Hidup adalah suatu yang patut diperjuangkan....
Hidup ini hanya sekali & aku hrs rela dengan apa yg terjadi....
Aku tidak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan....
Aku harus sewajarnya dalam menjalani hidup ini.....
Jika dalam hidup ini aku menginginkan sesuatu, maka hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanku, karena mungkin ini yang terbaik bagiku...
Semua yang terjadi biarlah terjadi & anggaplah sebagai episode hidup yang harus kujalani...
Hatiku harus siap menerima kenyataan yang ada, aku tidak boleh mempersulit diri karena hidup ini bagai siang dan malam silih berganti kadang susah kadang senang.Tapi semua pasti ada akhirnya....
Yang sudah terjadi tak perlu ditangisi, disesali...
Yang harus dilakukan adalah menghadapi semuanya dengan lapang dada, karena semua yang terjadi pasti ada hikmahnya...
Aku tidak boleh menyerah & aku tidak boleh kalah....
Semua kejadian merupakan cermin pribadiku, aku tidak boleh gentar dengan apa yang terjadi...
Yang terpenting aku dapat memahami diriku yang sebenarnya & memperbaiki kesalahan yang ada,dan jangan pernah aku merasa tersaing karena yang menilai adalah Tuhanku...
Yang harus dilakukan adalah menyempurnakan niat & ikhtiar....
Perkara apapun kuserahkan pada Tuhan apa yg terbaik bagiku....
Bahkan disaat asa ada sebuah kekuatan yg membuat kita kembali untuk meneruskan perjalanan hidup & berusaha menjadi hidup kembali....
Tiap orang mempunyai kekuatan itu, tapi itu semua tergantung diri kita sendiri....

Rabu, Juni 11, 2008

Leadership

Yang kita bicarakan adalah soal kepemimpinan. Maklum, ada demikian banyak orang yang sudah merasa menjadi pemimpin kala sebuah tanda jabatan disematkan di dadanya, dan ia dilantik oleh pejabat di atasnya. Sementara itu sehari-hari, ia hanya memimpin dengan sebuah buku, yaitu buku peraturan. Ia hanya mau tanda tangan dan menyetujui kegiatan kalau “rule” nya ada di buku. Kata orang ia adalah orang yang jujur dan taat perintah. Praktis hampir tak pernah ada kesalahan yang ditimpakan kepadanya, karena ia adalah orang yang benar-benar taat aturan.
Mereka jumlahnya cukup banyak, dan tentu saja benar bahwa mereka adalah pemimpin, namun yang membedakan mereka dengan yang lain tentu adalah tipenya, sebab untuk menjadi pemimpin dibutuhkan lebih dari sekedar aturan, melainkan juga terobosan dan respek. Sebuah organisasi bisa saja tertib dan teratur, tetapi bisa saja ia mati karena peraturan terlambat merespons perubahan, dan peraturan yang ada bukan lagi diadakan untuk manusia, melainkan manusia untuk peraturan. Lama-lama pemimpin ini akan menjadi tampak seperti orang-orang parisi yang membuat seakan-akan agama diadakan untuk Tuhan, bukan untuk manusia.
Supaya tidak membingungkan, John Maxwell membuat peringkat yang disebut pemimpin. Orang yang dibicarakan di atas benar adalah pemimpin, tetapi baru sekedar pemimpin di atas kertas, yaitu pemimpin level satu. Pemimpin yang sempurna adalah pemimpin level 5, yang disebut Kang Jalal dan Robby Djohan sebagai Spiritual Leader, yaitu pemimpin yang dituruti, karena direspeki. Dengan demikian ada 5P-nya pemimpin yang akan Saya bahas di sini, yaitu Position, Permission, Production, People Development, dan Personhood. Masing-masing “P” tersebut akan berpasangan dengan produknya, yang disebut Maxwell sebagai 5R, yaitu Rights, Relationships, Results, Reproduction dan Respect.
Pemimpin level 1, seseorang dituruti semata-mata karena posisinya. Ia duduk di sana karena ia memegang hak tertulis (rights). Orang-orang mengikutinya, karena suatu keharusan. Celakanya, semakin lama ia berada di posisi itu akan semakin mundur organisasi. Organisasi akan ditinggalkan oleh karyawan-karyawan kelas satunya yang menyukai terobosan dan laku di pasar. Sementara itu morale kerja merosot drastis dan image sebagai organisasi yang disegani tak lagi terdengar, malah sebaliknya.
Pemimpin ini sebaiknya segera memperbaiki diri. Ia bisa menapak naik ke level dua, yang disebut permission (sedikit di atas otoritas). Ia tidak melulu mengacu pada peraturan tertulis, melainkan mulai menghargai orang-orang yang melakukan terobosan sebagai warna yang harus diterima. Orang-orang pun senang dan menerima kepemimpinannya bukan lagi semata-mata karena rights, melainkan relationship. Mereka mengikuti karena mereka menghendakinya. Tetapi kalau cuma sekedar relationship saja, dan orang-orang merasa senang maka ia bisa menjadi pemimpin yang populis, yang anak-anak buahnya tidak terpacu untuk maju.
Oleh karena itu, idealnya seorang pemimpin naik lagi ke level tiga, yaitu maju dengan kompetensi dan memberi hasil yang dapat dilihat secara kasat mata. “P” ketiga ini disebut Production, dan orang-orang di bawahnya mau mengikuti kepemimpinannya karena Results, yaitu hasil nyata yang tampak pada kesejahteraan mereka dan kemajuan organisasi. Pemimpin pun senang karena pekerjaannya dengan mudah diselesaikan oleh orang-orang yang dedikatif, bekerja karena momentum. Biasanya level tiga ini berdampingan atau tipis sekali batasnya untuk melompat ke level empat. Ini hanya soal kemauan berbagi saja dan relatif tidak sulit karena hasilnya ada dan bukti-buktinya jelas. “P” ke 4 ini disebut People Development dan hasilnya diberi nama Reproduction. Pemimpin level 4 adalah pemimpin langka yang bukan cuma sekedar memikirkan nasibnya sendiri, melainkan juga nasib organisas! i. Ia tidak rela sepeninggalnya ia dari organisasi, lembaga itu mengalami kemunduran, maka kalau ia tak bisa memilih sendiri pengganti-penggantinya, ia akan memperkuat manajer-manajer di bawahnya agar siapapun yang menjadi pemimpin organisasi akan terus bergerak maju ke depan. Tentu saja tidak mudah mendeteksi pemimpin tipe ini selain dari apa yang ia lakukan untuk mengembangkan calon-calon pemimpin. Biasanya kita baru bisa menyebut Anda berada pada level empat kalau Anda sudah pensiun, sudah tidak duduk di sana lagi. Pada waktu Anda meninggalkan kursi Anda, maka baru bisa kita lihat apakah orang-orang yang dihasilkan benar-benar mampu meneruskan kemajuan atau malah mundur. Tentu saja maju-mundurnya organisasi paska kepemimpinan Anda sangat ditentukan oleh pemimpin berikutnya, tetapi kita dapat membedakan dengan jelas siapa yang membuat ia maju atau mundur.
Kepemimpinan level 5 ini oleh Jim Collins disebut sebagai pemimpin dengan professional will dan strategic humility. Jalaludin Rakhmat menyebutnya sebagai Spiritual Leader yang tampak dari perilaku-perilakunya yang merupakan cerminan dari pergulatan batin dalam jiwanya (inner voice). Orang-orang seperti ini tidak mencerminkan kebengisan, melainkan ketulusan hati. Ia bisa saja mengalami benturan-benturan, tetapi semua itu bukanlah kehendaknya pribadi. Orang yang baik hati seperti Gandhi saja toh ternyata juga dicaci maki dan dibunuh, tetapi satu hal yang jelas, ia diikuti oleh banyak orang karena dirinya dan apa yang ia suarakan. Mereka patuh karena respek. Mereka tahu persis bahwa bahaya terbesar akan terjadi kala mereka mulai populis, yaitu ingin disukai semua orang ketimbang direspeki. Selamat memimpin!